Buah Pare sering kita jumpai dipakai sebagai bahan olahan sayuran.Berbagai bentuk macam olahan buah pare sering kita jumpai diwarung-warung makanan disekitar kita.Tapi tahukah kita kalau buah yang memiliki rasa yang pahit ini memiliki manfaat yang cukup banyak untuk pengobatan dan pencegahan penyakit.Bahkan belakang ini diketahui kalau buah pare mengandung zat yang dapat menekan penyebaran virus HIV/AID. Profesor Li Huang dari New York City University menemukan kandungan zat pada buat pare tua yang diberi nama alpha momorchorin,beta momorchorin,momordica antiviral protein 30 (MAP 30).Zat ini memiliki kemampuan menekan penyebaran virus HIV.
Pare atau Peria memiliki banyak
nama lokal, di daerah Jawa di sebut sebagai paria, pare, pare pahit, pepareh . Di Sumatera, peria dikenal dengan
nama prieu, fori, pepare, kambeh, paria Orang Nusa Tenggara menyebutnya paya, truwuk,
paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di Sulawesi, orang
menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia.
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah
dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau
ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur
di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat
dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau
tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat.
Penyakit Yang Dapat
Diobati :
(disarikan dari berbagai sumber)
Batuk, radang
tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing
manis, Rhematik, Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit,
cacingan;
Kegunaan :
Buah:
- Batuk, radang
tenggorok (pharyngitis).
- Haus karena panas
dalam.
- Mata sakit dan
merah.
- Demam, malaria.
- Pingsan karena
udara panas (heatstroke).
- Menambah napsu
makan.
- kencing manis.
- Disentri.
- Rheumatism, rematik
gout.
- Memperbanyak air
susu (ASI).
- Datang haid sakit
(dismenorrhoea).
- Sariawan.
- lnfeksi cacing
gelang.
Bunga:
- Pencernaan
terganggu
Daun:
- Cacingan.
- Luka, abses, bisul.
- Erysipelas.
- Terlambat haid.
- Sembelit, menambah
napsu makan.
- Sakit lever.
- Demam.
- Melancarkan
pengeluaran ASI.
- Sifilis, kencing
nanah (Gonorrhea).
- Menyuburkan rambut
pada anak balita.
Akar:
- Disentri amuba.
- Wasir.
Biji:
- Cacingan.
- Impotensi,
- Kanker.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-30 g
di juice atau di rebus.
Pemakaian luar. Buah
atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat pada luka bakar,
bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan
pengeluaran ASI, dan sebagainya.
CARA PEMAKAIAN:
1. Haus karena panas
dalam, demam, heat stroke:
Satu buah pare mentah yang masih segar
dicuci bersih, lalu dibelah.Buang isinya, potong- potong secukupnya,
lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring,minum.
2. Diabetes:
a. 200 g buah pare segar dicuci bersih lalu
diblender. Tambahkan air minum secukupnya, lalu diperas
dengan sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat
gelas). Perasan dihangatkan dengan api kecil selama 15-30
menit. Setelah dingin diminum, lakukan setiap hari.
b. 200 g buah pare dicuci bersih lalu
diiris tipis-tipis. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin disaring,minum, Lakukan setiap hari.
3. Disentri.
Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya
dibuang. Parut atau dijuice, airnya diminum. Segera minum air
matang. Satu kali minum 200 cc.
4. Disentri amuba,
diare:
Ambil akar pare yang masih segar sebanyak
30 g. Dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
tambahkan gula pasir secukupnya lalu diminum.
5. Cacingan pada anak:
a. Daun segar sebanyak 7 g, diseduh dengan
1/2 cangkir air panas.Setelah dingin disaring, tambahkan 1
sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus sebelum
makan pagi.
b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling
sampai halus, aduk dengan sedikit air masak. Minum, disusul dengan
minum air hangat. Ramuan ini untuk pengobatan infeksi
cacing gelang.
6. Menyuburkan rambut
yang tipis dan kemerahan:
a. Ambil segenggam daun pare, cuci bersih.
Daun kemudian ditumbuk sampai seperti bubur, tambahkan
air 3/4 gelas. Ramuan ini kemudian diembunkan semalaman.
Pagi-pagi ramuan ini disaring, airnya dipakai untuk membasuh
kulit kepala.
b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya,
lalu dicuci bersih.Daun pare tadi ditumbuk sampai halus,
lalu diperas dengan sepotong kain. Airnya dipakai untuk
melumas kulit kepala. Lakukan setiap hari. Ramuan ini terutama
digunakan untuk bayi dan anak balita.
7. Bisul, abses:
Ambil segenggam daun pare, cuci bersih lalu
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring, minum.
8. Demam, malaria,
sakit lever, sembelit, cacingan:
Segenggam penuh daun pare dicuci bersih,
lalu ditumbuk halus.Tambahkan 1 cangkir air matang, diaduk
merata lalu disaring. Air saringannya ditambahkan sedikit garam, lalu
diminum pada pagi hari sebelum makan.
9. Kencing nanah:
6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2
jari kulit kemboja, 1 jari rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas
Ada tiga jenis keanekaragaman buah pare yaitu:
- Peria gajih
adalah jenis peria yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.
Jenis ini biasa disebut juga pare putih atau pare mentega yang berasal
dari India dan Afrika dengan bentuk buah panjang berukuran 30 - 50 cm,
diameter 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.
- Peria hijau
berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak
halus. Buah peria ini mempunyai panjang 15 - 20 cm, rasanya pahit dan
daging buahnya tipis. Peria hijau ini mudah sekali pemeliharaannya,
tanpa lanjaran atau para-para tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.
- Peria ular atau peria belut dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm. Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.
- Peria ular atau peria belut dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm. Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.
(disarikan dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar